Mengapa Anak Perlu Sering Dilatih Berbicara dan Mendengar Bahasa Inggris

Mengapa Anak Perlu Sering Dilatih Berbicara dan Mendengar Bahasa Inggris


Dalam proses belajar bahasa Inggris, banyak anak yang sebenarnya paham secara tulisan, tapi sulit ketika harus berbicara langsung. Hal ini terjadi karena latihan mereka lebih banyak berfokus pada membaca dan menulis, bukan pada aspek speaking dan listening.
Padahal dua kemampuan ini adalah kunci agar anak benar-benar bisa berkomunikasi dengan percaya diri.

Ketika anak sering berlatih pengucapan (speaking) dan mendengar (listening), mereka jadi:

  • Lebih terbiasa dengan pola suara bahasa Inggris.
  • Tidak mudah malu atau takut salah ketika berbicara.
  • Dapat meniru aksen dan intonasi yang alami.
  • Mampu memahami lawan bicara tanpa harus menerjemahkan di kepala.

  1. Rasa malu atau takut salah.
    Anak sering khawatir diejek teman karena pelafalan yang belum sempurna.
  2. Kurang lingkungan bahasa.
    Di rumah jarang mendengar bahasa Inggris, sehingga otak tidak terbiasa mengenali pola bunyi.
  3. Fokus berlebihan pada grammar.
    Akibatnya anak berpikir terlalu lama sebelum berbicara karena takut salah struktur.
  4. Minim latihan mendengar penutur asli.
    Banyak anak hanya mendengar dari guru di sekolah, bukan dari sumber alami seperti lagu, film, atau percakapan nyata.

1. Biasakan Mendengar Sejak Dini

Gunakan lagu anak, dongeng, atau video pendek berbahasa Inggris setiap hari.
Tujuannya bukan untuk menerjemahkan, tapi membiasakan telinga mengenali pola suara dan intonasi.

Contoh aktivitas:

  • Dengarkan lagu seperti “Head, Shoulders, Knees, and Toes” sambil bergerak mengikuti lagu.
  • Putar cerita sederhana seperti “The Very Hungry Caterpillar” sebelum tidur.

2. Gunakan Metode Repeat After Me

Minta anak menirukan setiap kata atau kalimat yang didengar.
Bukan hanya menirukan bunyinya, tapi juga ekspresinya.

Trik tambahan:
Gunakan cermin agar anak bisa melihat bentuk mulut dan bibir saat mengucapkan kata.


3. Buat Lingkungan yang Aman untuk Berbicara

Anak tidak boleh takut salah.
Orang tua sebaiknya tidak langsung membenarkan dengan nada marah, tapi arahkan dengan lembut.

Misalnya:


4. Gunakan Game dan Aktivitas Seru

Latihan tidak harus kaku. Anak belajar paling cepat melalui permainan dan kegiatan interaktif.

Contoh ide:

  • Guess the Animal: anak menirukan suara hewan sambil menyebutkan namanya dalam bahasa Inggris.
  • Find the Object: sebutkan benda dalam bahasa Inggris dan minta anak menemukannya di ruangan.

5. Bicara dengan Bahasa Campuran

Gunakan English mix, misalnya:

“Ayo, let’s go to the kitchen!”
“Good morning! Sudah sarapan belum?”

Tujuannya agar anak terbiasa mendengar kata-kata Inggris dalam konteks sehari-hari tanpa merasa dipaksa.


6. Dengarkan Bersama dan Diskusikan

Tonton film anak berbahasa Inggris bersama lalu tanyakan hal-hal sederhana.

Misalnya:

Ini membantu anak mendengar dengan aktif, bukan sekadar pasif menonton.


7. Berikan Pujian Kecil Setiap Kali Anak Berani Bicara

Kunci utama agar anak percaya diri adalah apresiasi.
Setiap kali anak mencoba berbicara, ucapkan:

“Wow, you said it so well!”
“Good job, your pronunciation is great!”

Pujiannya memperkuat motivasi anak untuk terus mencoba.


Biasanya, setelah 3–6 bulan latihan konsisten, anak sudah mulai terbiasa berbicara dengan spontan dan mampu menangkap percakapan sederhana.
Kuncinya bukan durasi lama, tapi konsistensi setiap hari walau hanya 10 menit.


Kesimpulan

Belajar bahasa Inggris tidak cukup hanya lewat buku dan tulisan.
Anak perlu mendengar dan berbicara sesering mungkin agar otak terbiasa dengan ritme bahasa.
Dengan suasana yang menyenangkan, penuh dukungan, dan tidak menghakimi, anak bisa tumbuh menjadi penutur bahasa Inggris yang percaya diri sejak dini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *